BPBD Gelar Pembekalan Komunitas Masyarakat Pencinta Sungai
Selasa, 9 Oktober 2018, bertempat di aula kantor setempat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima menggelar kegiatan Pembekalan Komunitas Masyarakat Pencinta Sungai.
Kegiatan dibuka oleh Asisten I Setda Kota Bima Bidang Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Sosial Drs. H. M. Farid, M. Si. Turut hadir Kasi Mitigasi Bencana BNPB, Lurah Dara, dan Lurah Paruga Kecamatan Rasanae Barat.
Berdasarkan laporan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima Ir. H. Syarafudin, MM, kegiatan diikuti 50 peserta yang berasal dari Komunitas Sungai Kelurahan Dara dan Kelurahan Paruga serta utusan dinas terkait sebagai mitra BPBD Kota Bima.
Pembekalan dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan kebersihan sungai sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi risiko bencana di Kota Bima.
Kegiatan pembekalan dilaksanakan selama tiga hari. Narasumber berasal dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 Lalu Siswadi, fasilitator nasional Endang Rohjiani, unsur BPBD Kota Bima, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima, dan fasilitator daerah Kota Bima.
Kasi Mitigasi Bencana BNPB Aminingrum menaruh harapan agar Program Sekolah Sungai bagi Komunitas Pencinta Sungai dimanfaatkan dengan baik, karena tidak semua Kabupaten/Kota di Indonesia mendapatkan program ini.
“Kelurahan di Kota Bima ini salah satu dari dari 514 Desa/Kelurahan di Indonesia, yang mendapatkan program yang difasilitasi BNPB ini. Sungai di Kelurahan Dara dan Paruga harus menjadi percontohan, tidak menjadi tempat membuang sampah sembarangan, sungainya bersih, dan asri. Kalau lingkungan bersih, jiwa kita jadi tenang”, ujarnya.
Sementara Asisten I dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pembentukan Komunitas Masyarakat Pencinta Sungai di Kota Bima. Langkah ini merupakan bagian dari rangkaian upaya membangun Kota Bima sebagai Kota Tangguh, terutama pasca kejadian banjir bandang yang dialami tanggal 21 dan 23 Desember 2016 lalu.
Dikatakannya, pasca insiden tersebut, berbagai rekomendasi dan rencana aksi disusun. Salah satunya, perbaikan pengelolaan sungai dan kali. Terkait hal ini, banyak langkah yang dilaksanakan, diantaranya normalisasi sungai dan penertiban pemanfaatan ruang, pencanangan bersih pantai dan kali, rehabilitasi kawasan hulu, dan kini pelibatan komunitas masyarakat untuk menata dan memelihara sungai.
Dua sungai besar yang melalui Kota Bima yaitu sungai Padolo dan Sungai Romo, berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Kawasan bantaran sungai telah menjadi lahan terbangun dan sungainya sering dijadikan tempat membuang sampah.
“Dengan pembentukan komunitas ini, kita mengajak masyarakat untuk turut peduli melalui Forum Komunitas yang fokus terhadap kelestarian sungai dan kali. Kalau Kota Bima bersih dan nyaman, maka banyak daerah yang datang untuk studi banding ke daerah kita”, pungkas Asisten I.***